Kamis, 16 April 2020

RESUME 8 CERPENTING



Resume ke 8
CERPENTING
Budiman Hakim (Om Bud)

   Kuliah Online Belajar Menulis ke delapan ini, ada yang sedikit berbeda. Pembelajaran dipandu oleh moderator bernama Mr Bams (Bapak Bambang) dengan narasumber Bapak Budiman Hakim atau biasa dipanggil Om Bud  dengan keahlian Workshop copywriting, generating ideas, storytelling, creative writing, dll.




Om Bud mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnett, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Saat ini Budiman Hakim sebagai pengajar di kampus, pengusaha UKM dan korporasi di Indonesia. Om Bud sudah menulis sekitar 9 buku, dengan buku terbarunya “ Menulis Tanpa Ide”.

Bapak Budiman Hakim mengawali kuliah online di WA Grup Belajar Menulis Gelombang 7, dengan menyapa peserta Kuliah Online Belajar Menulis (KULONJARLIS) dengan salam dan sedikit perkenalan dari beliau. Materi yang disampaikan Om Bud adalah Menulis Tanpa Ide, sebagaimana judul buku hasil karyanya.

Menarikkah Tulisan Mu?

Om Bud sebagai narasumber mengulas bagaimana agar kita dapat menentukan sebuah tulisan  menarik atau tidak, dengan cara membangkitkan emosi pembaca saat membaca tulisan kita. Caranya dengan mengajukan pertanyaan sebagai feedback dari tulisan tersebut, yaitu: “Apakah tulisan kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak, menangis, marah, atau emosi lainnya saat membaca tulisan karya kita. Jika jawabannya adalah ya, itu artinya tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya.
Jadi kata kunci supaya tulisan kita menarik adalah EMOSI. Saat kita akan menulis sebuah cerita, kita wajib menuangkan ide cerita yang mengandung unsur EMOSI.

Menulis bermodal EMOSI !

Setiap kita tentunya punya EMOSI, saat mengalami kejadian – kejadian atau peristiwa hidup dalam keseharian kita.  Om Bud memberikan trik jitu kepada para peserta belajar menulis untuk memciptakan karya tulisan yang menarik bagi pembaca, yaitu dengan  menuliskan semua pengalaman EMOSI  kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu cerita lucu, menyedihkan, atau luapan emosi lainnya, yang terkesan tidak penting banget untuk di tuliskan. Metode Om Bud sering menyebutnya dengan CERPENTING.

CERPENTING itu apa yaaa??
CERPENTING (Cerita Pendek Tidak Penting) yang dimaksudkan oleh  Om Bud adalah suatu cara mudah agar kita mampu untuk membuat tulisan dimulai dari  menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Sekalipun ceritanya sepele atau gak serius banget tapi dapat membuat kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita saat itu tergugah. Jadi apapun pengalaman dalam keseharian kita yang menyebabkan kita jadi EMOSI, maka harus segera ditulis sebagai CERPENTING.
Tulisan cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi jika kita bisa memancing  EMOSI  pembaca dengan topik yang sangat sepele itu, pastinya tulisan kita akan jadi bagus banget.
Dengan terbiasanya kita membuat tulisan cerpenting maka kita akan selalu semangat untuk menulis. Kiat memotivasi kita untuk selalu menulis adalah kita tidak perlu memikirkan apa manfaat dari tulisan yang kita buat, tapi kita harus memiliki mindset sebagai tulisan yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi kita dan orang – orang yang mungkin saat peristiwa itu terjadi mengalami hal yang sama yaitu EMOSI, jadi tidak ada salahnya jika kita abadikan dalam tulisan.

Mulailah Menulis

Sebagaimana kata – kata mutiara yang umumnya kita sering dengar atau membacanya, yaitu
Jangan Menunggu Kaya Untuk Bersedekah
Tapi
Bersedekahlah Maka Anda Akan Semakin Kaya
Om Bud sebagai narasumber menulis tanpa ide, memformulasikan kata – kata mutiara tersebut yang digunakan sebagai kata – kata motivasi bagi penulis pemula menjadi:
"Jangan menunggu ide datang lalu baru menulis. Menulislah dulu maka ide akan datang padamu.”
Jadi ide itu gak boleh ditunggu. Ide itu harus dipancing dengan mulai menulis apapun peristiwa yang kita alami. Dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa menulis karena tidak punya ide.

Bagaimana cara untuk memulainya?

Cara menulis versi Om Bud  terutama bagi kita nggak punya ide (penulis pemula):
·         Perhatikan kondisi sekeliling kita,
·         Tuliskan benda-benda yang terekam melalui pancaindera kita (misalnya minimal 6 benda),
·         Kemudian buat kalimat untuk setiap benda tersebut, susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan kalimat menjadi paragraf cerita yang bermakna.
·         Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
·         Contoh:
Benda-benda yang Om Bud pilih adalah :
ü  Sepatu Tua
ü  Kasur
ü  Kulkas
ü  Pintu
ü  Handuk
ü  Pancuran
Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:

Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.

“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

“I HATE YOU!!!!!!”””
           
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….

Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata. Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece.
Kalau kita mengambil ide dari benda disekitar kita seperti yang  om Bud contohkan tersebut, terkesan hanya untuk 1 paragraf saja. Lalu bagaimana kita menambah kalimatnya untuk bisa menjadi 1 atau 2 halaman?
Jika tulisan “Sepatu Butut” tersebut bikin jadi novel yang seru. Om Bud bisa menulis kelanjutan cerita tersebut menjadi:

Setiap ada yang nginep dikosan saya selalu terbunuh. Polisi menuduh saya adalah pembunuhnya karena gak ada orang lain lagi selain saya. Di ending cerita, ternyata sepatu tua itulah yang membunuhnya. Sepatu tua itu rupanya sudah dimasukin roh jahat yg entah dari mana datangnya....dan seterusnya.

Kesimpulan :

1. Saat menulis tidak mempedulikan panjangnya berapa halaman. Yang terpenting adalah tulis
dulu aja sampai selesai dan apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu nggak masalah.   
Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain, dan harus menuliskan sumbernya. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain tetapi untuk menyenangkan diri sendiri. Jika ada orang lain suka dengan karya kita anggap aja itu sebagai bonus dari menulis.
2.  Memancing ide cukup dengan 2 metode, yaitu :
 1. Memanfaatkan emosi.
 2, Memancing dengan 6 (enam) benda.

3.  Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita. Biasanya kita akan tergugah emosinya oleh hal
seperti apa, maka tuliskanlah! Soal jadinya lucu, sedih, ngeselin, menghibur, atau marah, biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.



Contoh CERPENTING dari Om Bud:


PERCAKAPAN DENGAN CARAKA
Selepas makan siang dan sholat, saya dan teman- - teman caraka dan satpam biasa berkumpul di pos satpam. Tidak lama waktu berselang datang salah satu caraka bernama Jemi, lalu saya coba membuka diskusi dengan dia..
Saya : “Jem..gue nanya jujur ke lo neh. Elo kalau dipanggil Bu Ety mau nggak? Kalau  gue mah nggak bakal mau Jem.”
Jemi : “Loh emang kenape Pak Fir? Pak Fir kan,  wakil kepsek masa di panggil kepsek Bu Ety nggak mau sih?”
Saya : “ Sampe kapan pun gue nggak akan mau dipanggil Bu Ety…lo catet yee!”Sambil nada agak tinggi dan yang lain bingung lihat sikap saya.
Jemi : “ Jangan gitu,  Pak Fir itu harus mau dipanggil Bu Ety kapan pun.” Sambil ngelus pundak saya
Saya : “Mana mau gue dipanggil Bu Ety, kan nama gue Firdaus! Masa dipanggil Bu Ety…hahaha”
Jemi : “Jiaah…dasar wakil sarpras gelo!!” Jalan keluar pos satpam sambil ngegerundel.

Jadi dalam menulis kita akan memasuki dua ruangan, yaitu ruang imajinasi dan ruang editing. Yang pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas - bebasnya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.

Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini Om Bud ciptakan, supaya proses latihan jadi lebih menyenangkan.



Oleh: NUR ‘AINI KOSIM
SDN KEBON MELATI 01

JAKARTA


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL UJIAN

Contoh Petunjuk Umum Pengerjaan SOAL UJIAN Sebelum mengerjakan soal  ujian, sebaiknya siswa membaca petunjuk pengerjaan soal ujian agar sela...