Menulis tiga paragraf, bagian keempat.
Ketoprak
Mendengar kata ketoprak, pasti langsung terbersit
aroma yang khas bumbu kacang dan bawang putih serta rasa pedas sesuai selera.
Toge, bihun dan lontong yang disiram bumbu kacang beserta taburan bawang goreng
dan kriuknya kerupuk. Wuiiih, menggugah selera dan nafsu makan apalagi bagi
yang sedang lapar, sebelum olahan ketoprak disajikan udah meneteskan air liur
yang membayangkan betapa nikmat dan gurihnya makan ketoprak saat itu. Ketoprak salah satu makanan pilihanku saat lapar bosan
dengan menu rumahan.
Waktu aku kecil, Bapakku tiap malam pasti beli
ketoprak tanpa lontong yang mangkal dekat rumah. Satu piring bisa dikonsumsi
bersama – sama dimakan dengan nasi. Sekedar mencicipi rasa bumbunya yang khas
saja udah puas rasanya. Sampai aku dewasa, Si penjual ketoprak yang sudah
berumur itu masih berjualan namun kini mangkalnya sudah jauh dari rumahku, ya
di pasar tradisional. Kadang saat rindu
dengan rasanya yang khas dan enak, dengan penuh semangat dan sambil membayangkan rasa dan aromanya aku
pun tidak ragu untuk melangkah ke pasar hanya demi ketoprak langganan
keluargaku, padahal di sekitar dan di sepanjang jalan menuju pasar tersebut
banyak yang berjualan ketoprak. Bukan tidak pernah mencoba membeli di penjual
yang lain, sudah pernah mencoba namun tetap beda.
Setiap kali ke pasar jika bapak penjual ketoprak itu
sedang berjualan, aku pasti singgah untuk membelinya karena penjualnya sudah
mulai jarang berjualan. Saat ditanya mengapa kadang tidak berjualan dalam waktu
yang sangat lama, beliau menceritakan kondisi fisiknya yang sudah semakin menua
dan sudah tidak kuat untuk menyiapakan dagangan dan berjualan sendirian,
sementara keluarganya di kampong. Anak – anaknya sudah berumah tangga dan
berprofesi lain. Kini aku sudah tidak bisa merasakan ketoprak yang enak itu lagi.
Sudah lama aku berburu ke pasar sekedar ingin membeli ketoprak itu, namun hanya
menemui gerobak ketoprak yang mangkal tanpa penjualnya. Sekian lama berburu,
namun tak membuahkan hasil. Bapak penjual ketoprak…, kemana dirimu?
NUR 'AINI KOSIM
SDN KM 01 JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar