Kuliah
Online Belajar Menulis Ke-9
Tiga
Konteks Dasar Menulis
Setelah Omjay mempersilahkan untuk
memulai acara Kuliah Online Belajar Menulis malam ini, Kamis (09-04-2020)
dipandu oleh moderator dari Bandung, yaitu Bapak Bambang Purwanto
alias Mr.Bams dan narasumber kali ini adalah Bapak Imam Fitri
Rahmadi dosen Universitas Pamulang dan saat ini berkomunikasi langsung dari
Austria karena sedang kuliah S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria
(2019-sekarang). Beliau pernah menulis 2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media
Komputindo ketika masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013). Pada penghujung
kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016), beliau mulai tertarik untuk
menekuni penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika mulai menjadi dosen di
Universitas Pamulang (2017), beliau mengelola jurnal, menjadi reviewer jurnal
kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris
untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri.
Kuliah Online kali ini selama 120 menit dibagi
menjadi 3 bagian:
I. 30
menit: membaca materi
Setelah nara sumber memperkenalkan
diri, beliau menyampaikan dasar menulis, meliputi: pemilihan kata, penulisan
kalimat, dan penyusunan paragraf. Materi ditulis untuk bisa digunakan bukan
hanya untuk penulisan akademik, tetapi juga untuk penulisan personal dan formal
supaya materi dapat bermanfaat bagi semua peserta pelatihan yang beragam. Materi
tersebut sudah disiapkan dalam tulisan khusus di blog:
https://tigabelase.wordpress.com/2020/04/06/dasar-menulis-kata-kalimat-dan-paragraf
Zaman Now dapat dipastikan bahwa setiap kita
bisa menulis walau sekedar menulis status di WhatsApp dan Facebook, Blog atau
di Instagram. Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf
sesukanya sekalipun menulis keterangan foto yang diunggahnya di medsos. Menulis
secara personal tidak mesti sesuai dengan kaidah dalam menulis.
Namun jika kita menulis formal, apalagi untuk
keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti. Penulisan
formal biasanya digunakan oleh para jurnalis untuk menulis berita atau oleh
para blogger profesional untuk menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik
digunakan oleh para akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti
makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.
Tiga konteks dalam menulis antara lain pemilihan
kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf perlu dikuasai, agar
kita dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai dengan
tujuan dan konteks penulisan.
1. Pemilihan Kata
Pemilihan
kata sangat menentukan rasa tulisan.
Pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan
dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan
personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda
meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Cermati
tiga kalimat di bawah ini:
· Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala
sekolah.
· Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala
sekolah.
· Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata antara ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi dapat
mengubah rasa dari sebuah kalimat. Makna ketiga kalimat tersebut sama-sama
menggambarkan proses komunikasi dalam bertukar informasi antara ibu guru dengan
kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih
personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa
lebih akademik.
2. Penulisan Kalimat
Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan
Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Sebagai
contoh kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan
predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan
di blog.”
Kalimat terdiri dari kalimat sederhana (simple
sentence), kalimat gabungan (compound sentence), kalimat kompleks (complex
sentence), dan kalimat campuran.
Contoh yang diberikan Bapak Iman Fitri Rahmadi,
sebagai berikut:
1) Sederhana:
Saya
membaca tulisan di blog
2) Gabungan:
Saya
membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis
kalimat.
3) Kompleks:
Saya
membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
4) Campuran:
Saya
membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis
kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
3. Penyusunan Paragraf
Paragraf
adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence)
sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas
(supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Supaya enak
dibaca dan tulisan mudah dipahami, susun paragraf deduktif.
Gunakan
bentuk kalimat sederhana untuk membuat kalimat topik. Cara gampang untuk
membuat kalimat topik, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau
controlling idea pada setiap kalimat topik. Bentuk kalimat penjelas harus
bervariasi, terdiri dari kalimat gabungan dan kompleks, serta dilengkapi dengan
konjungsi sebagai transisi antar kalimat supaya paragraf mengalir dengan baik,
enak dibaca, dan mudah dipahami.
Contoh paragraf yang baik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak
begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja
jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari
rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk
keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat
pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional
kantor.
Pada penulisan akademik, kata ganti personal
baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan,
“saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya
ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Latihan membuat variasi kalimat dalam
setiap paragraf seperti contoh tersebut harus sering dipraktekkan
dalam menulis supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.Variasi
kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu
paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada
kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan
paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam
paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca
dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama
dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok
paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir
dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru
mendapatkan ide pokoknya. Menyusun paragraf yang enak di baca dan mudah
dipahami adalah variasi kalimat dalam sebuah paragraf : tulis kalimat topik
dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat
pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai
gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari
menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama.
Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan
diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung. Supaya lebih
jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan beberapa kalimat
berikut:
Kalimat topik: Bekerja dari rumah memiliki
kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak
begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki
rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih
fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan
kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi
yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih
fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya
transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika kita melakukan variasi bentuk
kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah
dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak
begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja
jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari
rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk
keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat
pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional
kantor.
Ada perbedaan rasa saat membaca antara paragraf
yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraf yang berisi variasi
kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar
kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga
paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Cara gampang untuk membuat kalimat topik sebagai
gagasan utama dalam paragraf, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol
atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat
topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini
kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya.
Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona
dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan
virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri
dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara
pencegahannya.
Materi di atas justru sangat cocok untuk
penulisan yang bukan karya sastra seperti artikel populer, berita, laporan
penelitian, dan lain sebagainya.
Karya sastra seperti novel, cerpen, puisi,
pantun, dan lainnya tidak harus mengikuti kaidah di atas. Penulisannya sangat
bebas sesuai dengan kreativitas penulis. Namun, dalam penulisan paragraf, pada
intinya juga berlaku sama: setiap paragraf yang ditulis mengandung suatu ide
pokok yang ingin disampaikan.
Pada setiap paragraf tidak harus selalu terdiri
dari 4 jenis kalimat di atas, terlalu banyak variasi kalimat juga tidak baik
karena akan membuat bingung pembaca. Menjaga kalimat bervariasi secara seimbang
antara kalimat sederhana dengan bentuk kalimat lainnya menjadi kunci supaya
tulisan enak dibaca dan mudah dipahami.
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?
Proses
dan rahasia kreatif yang saya lakukan adalah dengan membaca. Inspirasi itu
secara ilmiah yang berarti ditemukan dengan banyak baca, memperbanyak input
sebelum outputnya ditulis.
2. Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini?
Hambatan
terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh
orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau
meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian
kita.
3. Bagaimana Anda melihat fenomena literasi pada generasi
milenial saat ini?
Terutama
dengan maraknya medsos dan berita hoaks. Literasi digital generasi milenial
masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang
mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya.
Justru yang kur…
4. Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk
menghubungkan setiap kalimat dalam satu paragraf dan bagaimana menghubungkan
antar paragraph”
Konjungsi
antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya. Sedangkan, konjungsi antar
paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya. Untuk menjawab ini harus melihat
gambaran besar struktur sebuah artikel. Jadi, dalam pendahuluan, penulis
mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis
mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan
ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung
semuanya. Jika kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan
konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.
5. Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas /
diutarakan. Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud
menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan bahasa lokal.
Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal. Jika
tanpa ada keterangan yang umum/ bahasa yang diketahui oleh umum.
Bisa.
Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian
dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan
tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa
indonesia semua orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa indonesia.
6. Bagaimana cara berlatih supaya kita pandai memilih atau
menempatkan kata-kata, sehingga menarik bagi para pendengar atau pembaca? Bagai
mana membuat paragraf yang tepat ?
Pahami
kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas
tentang penyusunan paragraf.
Melalui
pertanyaan ini, akan saya coba perdalam. Itu dari segi struktur. Kemudian, ini
dari segi kalimat penjelasnya: Praktikkan menulis paragraf yang tepat,
sekiranya begini. Selalu tanyakan "what/why" apa atau kenapa dari
kalimat topik.
Jika
kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya.
Jika
kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan kenapanya.
Satu
lagi, jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan
kata "jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun,
beberapa paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan
alternatif kata "jika".
Tidak
ada. Dalam tata bahasa indonesia yang resmi pun kata asing boleh dimasukkan
dengan cara penulisan tertendiri. Biasanya dengan dicetak miring.
7. Tentang penggunaan kalimat, kata atau juga frasa. Terkadang
dalam menulis buku ada beberapa istilah teknis yang justru kalau diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia sedikit aneh, dan mungkin berubah pemahaman bagi
pembaca. Adakah ketentuan dari penerbit bahwa naskah diupayakan dalam bahasa
Indonesia yang baku ?
Saya
baru membuat 2 buah buku melalui penerbit independen. Ada sedikit
"kebebasan" Semua tergantung konteks dan terget pembaca
sebetulnya. Penerbit besar seperti Elexmedia, naskah teman saya diterbitkan di
sana dengan gaya bahasa elu gue. Tidak msalah karena target pembaca anak alay.
8. Sebaiknya dlm karya ilmiah menggunakan paragraf deduktif,
induktif atau campuran . Atau boleh semuanya.
Secara
umum, boleh semuanya. Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf
mudah dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan.
Dalam penulisan artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh saya mengamati,
penerapan paragraf deduktif, induktif atau campuran, itu hanya diaplikasikan
dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah. Namun,
praktek dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.
9. Apakah dalam penulisan paragraf dalam sebuah
buku misalnya buku untuk materi pembelajaran maka diksinya harus selalu
akademik atau boleh bervariasi?
Pemilihan
diksi tergantung target pembaca. Dalam konteks buku pelajaran sebaiknya gunakan
diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu akademik. Beda
misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan akademisi, dimana
ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi akademik.
10. Apakah menulis harus benar benar menggunakan kata baku
meskipun untuk cerita fiksi.
Tidak.
Sederhananya, mengutip judul lagunya almarhum Glen Fredly, "terserah . .
." Sesuka penulisanya jika ingin menulis fiksi. Namun, ada satu hal yang
tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang ingin
disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi. Tetapi, dalam penulisan paragraf
tersebut tidak seketat penulisan non-fiksi.
III. 30
menit: latihan menyusun paragraf
Latihan 1:
Paragraf ini belum memiliki kalimat topiknya.
Jadi kasihan, anak kalimatnya tidak memiliki induk kalimat. Minta tolong untuk
dibuatkan kalimat topiknya kemudian ditaruh sebagai kalimat pertama pada
paragraf tersebut.
Tetap di rumah saja dinilai sebagai salah satu
cara yang paling efektif. Menggunakan masker ketika terpaksa harus bepergian
dan selalu menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara lainnya. Senantiasa
jaga stamina dengan istirahat yang cukup juga dapat dilakukan untuk menjaga
imun tetap baik sehingga tidak rentan tertular.
Latihan 2:
Paragraf ini baru ada kalimat topiknya. Mohon
tambahkan minimal 3 kalimat penjelas:
Pendemi koronavirus mengubah pola orang dalam
bersosialiasi, bekerja, dan belajar di Indonesia.
Latihan 3:
Buat satu paragraf dengan tema bebas. Kalimat
topik harus memiliki ide pengontrol. Paragraf memiliki setidaknya 3 kalimat
penjelas yang mendukung atau menjelaskan lebih lanjut ide pengontrol.
Rubrik Penilaian Latihan
Bapak Imam menyampaikan rubrik penilaian latihan
yang diebriak kepada peserta belajar menulis gelombang 7, sbb:
Latihan 1:
Tema: virus corona
Topik: pencegahan penularan virus
Ide pengontrol: berbagai cara/metode/tips
Contoh kalimat topik yang benar:
1. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah
penularan virus corona.
2. Pencegahan penularan virus corona dapat
dilakukan dengan beberapa metode.
3. Perhatikan aneka tips berikut ini agar tidak
tertular virus corona.
Latihan 2:
Tema: pandemi koronavirus
Topik: perubahan pola kehidupan di Indonesia
Ide pengontrol: pola (1) bersosialiasi, (2)
bekerja, dan (3) belajar
Format kalimat penjelas (KP) yang benar:
Pandemi koronavirus mengubah pola orang dalam
bersosialiasi, bekerja, dan belajar di Indonesia. KP 1: menjelaskan tentang
perubahan pola bersosialisasi. KP 2: menjelaskan tentang perubahan pola
bekerja. KP 3: menjelaskan tentang perubahan pola belajar.
Ada beberapa di antara Bapak dan Ibu sudah
hampir benar menuliskan beberapa kalimat penjelas. Sayangnya, penulisan kalimat
tidak urut demikian, yang mengakibatkan urutan logikanya atau logical order-nya
salah sehingga mengurangi nilai koherensi paragraf. Jadi urutan kalimat
penjelas harus sesuai dengan urutan ide pengontrol yang sudah ditentukan.
Latihan 3:
Mengingat ini adalah latihan bebas, maka rubrik
yang bisa saya berikan hanya sebuah refleksi. Silakan Bapak dan Ibu mencermati
2 latihan sebelumnya dan mereflesikan pada paragraf bebas yang sudah ditulis. Jika
paragraf tersebut sekiranya sudah memenuhi kaidah penulisan paragraf yang baik
dan benar, maka latihan 3 dapat dinyatakan sudah tepat.
Saya jadi banyak belajar untuk bisa menyampaikan
materi ini dengan baik. Sekali lagi, terima kasih atas kesempatan yang
diberikan. Apabila masih ada yang ingin ditanyakan, jangan ragu untuk
menuliskan di kolom komentar pada tulisan materi di blog. Semoga apa yang sudah
kita bahas dapat bermanfaat. Salam sehat selalu!
Imam Fitri Rahmadi
Linz – Austria, 10 April 2020
Demikianlah hasil, Kurang lebih materi
pembahasan pada Kuliah Online Belajar Menulis di WAG Belajar Menulis Gelombang
7. Tanpa bermaksud mengurangi konten materi pembahasan yang berasal dari
narasumber dan sesi tanya jawab, walaupun tidak semua kami tuliskan dalam
resume ini.
Oleh: NUR ‘AINI KOSIM
SDN
Kebon Melati 01
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar