Kamis, 16 April 2020

Resume ke7 TOJTRP



Resume
Kuliah Online Belajar Menulis ke-7

T O J T R P
Kuliah Online Belajar Menulis ke-7 hari Ahad malam, 05-04-2020 dari pukul 19.00 – 21.00 WIB, masih pandu oleh Bapak Wijaya Kusuma ( Om Jay) dan bersama Narasumber Bapak Akbar Zainuddin , beliau  seorang penulis buku yang spektakuler berjudul Man Jadda Wajada, berkat buku tersebut beliau sudah bisa keliling ke -33 Provinsi .
Enam langkah dalam menulis buku menurut Akbar Zainuddin yaitu: TOJTRP,
1. Tema
Dalam setiap buku pasti memiliki tema besar, baik pada buku fiksi (cerita atau novel) maupun non fiksi (buku motivasi, parenting, pendidikan). Tema adalah gambaran bidang yang akan ditulis (benang merah suatu tulisan).
Kita harus fokus pada satu TEMA atau boleh berubah? Misal tema kita fokus saja tentang motivasi, pendidikan atau sosial dan sebagainya. Hal ini tentang Branding. Kalau nara sumber lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Narasumber memberikan contoh bahwa dirinya fokus di bidang motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri. Walaupun sebenarnya narasumber basic nya tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka  tidak dituliskan.

2. Outline atau Daftar Isi
Daftar isi adalah gambaran besar dari isi buku yang akan kita tulis, sehingga daftar isi ini menjadi penting sebagai pijakan karena mengarahkan kita apa yang ditulis dan akan menentukan jadwal sesuai dengan daftar isi yang telah dibuat. Sehingga bukunya dapat selesai sesuai yang direncanakan.
Manfaat outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.

Outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi :
Naskah Non Fiksi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa,
    How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.

Fiksi :
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

Dalam menyusun outline sangat memungkinkan bisa berubah  Yang penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. Akan bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.
Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. Dan tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline juga penting buat jadwal dan target.
3. Jadwal penulisan
Jadwal adalah sebuah perencanaan setiap artikel yang akan ditulis dalam daftar isi.
Jika daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
4. Tuliskan
Dengan adanya jadwal membuat kita menjadi disipilin dalam menyelesaikan tulisan sesuai yang direncanakan. Oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan dan kerja keras menulis sesuai jadwal. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
5. Revisi
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa.
Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
           1)      Data dan informasi yang kurang.
           2)      Tata Bahasa
           3)      Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir (antara satu judul dengan judul yang
harus diselaraskan).
           4)      Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik, sederhana dan membuat orang
penasaran untuk membaca.

6. Penerbit
Kita serahkan naskah buku kita ke penerbit sesuai dengan syarat yang berlaku di setiap penerbit. Apa saja yang menjadi pertimbangan para penerbit? Kita harus mampu menjawab pertanyaan berikut yang akan menjadi pertimbangan penerbit untuk menerima atau menolak buku yang kita ajukan:
·         Apakah bukunya akan laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
·         Apakah pembaca butuh buku kita?
·         Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
·         Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita,
maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
·         Apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
·         Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Satu buku itu boleh beda - beda judul. Ada yang namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. Nara sumber menyarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak Akbar. Biasanya, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter (karakter itu huruf dan spasi ya) di komputer.
Saat buku yang kita ajukan diterima, kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Adapun cara mengirim naskah ke penerbit antara lain:
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Penerbit akan memberikan kabar diterima atau tidaknya sekitar 3 bulan. Cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa diterbitkan sekali pun kita belum punya pengalaman dan penghargaan dalam menulis bisa diterima oleh penerbit, yaitu:
Judul yang Menarik.
1)   Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih
2)   Provokatif.  Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"
3)   Jelas, Tegas, dan Sederhana.
4)   Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub
judul. Contohnya: MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life

Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima, maka naskah itu ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Pengalaman nara sumber pernah ada satu naskahnya ditolak, kemudian diperbaiki, lalu dikirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.
Biasanya yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit adalah karena penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli.
Kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus, jadikan menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress. Mulai menulis dari yang paling:
1. dikuasai
2. disenangi
Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. Jenis buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. Jenis buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer. Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.
Narasumber memberikan contoh bahwa narasumber lebih prefer menulis jika non fiksi., suka dengan tema – tema  keilmuan, pendidikan, sains, mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti.
Hasil tulisan yang menarik, semua ditentukan dengan jam terbang dan latihan terus menerus. Sebagaimana nara sumber dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. Diperkirakan narasumber mulai belajar menulis  dari setingkat kelas 2 SMP. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis.
Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI. Dan, mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti.  
Dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman. Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. Tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Dalam penulisan judul buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. Nara sumber  memberikan contoh judul buku karya terbarunya, yaitu 
UKTUB
Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari





Oleh: NUR ‘AINI KOSIM
SDN KEBON MELATI 01
       JAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL UJIAN

Contoh Petunjuk Umum Pengerjaan SOAL UJIAN Sebelum mengerjakan soal  ujian, sebaiknya siswa membaca petunjuk pengerjaan soal ujian agar sela...