Resume
Kuliah Online
Belajar Menulis ke-7
T O J T R P
Kuliah Online Belajar Menulis ke-7 hari Ahad malam,
05-04-2020 dari pukul 19.00 – 21.00 WIB, masih pandu oleh Bapak Wijaya Kusuma (
Om Jay) dan bersama Narasumber Bapak Akbar Zainuddin , beliau seorang penulis buku yang spektakuler
berjudul Man Jadda Wajada, berkat
buku tersebut beliau sudah bisa keliling ke -33 Provinsi .
Enam
langkah dalam menulis buku menurut Akbar Zainuddin yaitu: TOJTRP,
1.
Tema
Dalam setiap buku pasti memiliki tema besar, baik pada
buku fiksi (cerita atau novel) maupun non fiksi (buku motivasi, parenting,
pendidikan). Tema adalah gambaran bidang yang akan ditulis (benang merah suatu
tulisan).
Kita harus fokus pada
satu TEMA atau boleh berubah? Misal tema kita fokus saja tentang motivasi, pendidikan
atau sosial dan sebagainya. Hal ini tentang Branding. Kalau nara sumber lebih
suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. Kalau
kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang
pendidikan. Narasumber memberikan contoh bahwa dirinya fokus di bidang motivasi
dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan
pengembangan diri. Walaupun sebenarnya narasumber basic nya tentang agama dan
pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan
diri, maka tidak dituliskan.
2.
Outline atau Daftar Isi
Daftar isi adalah
gambaran besar dari isi buku yang akan kita tulis, sehingga daftar isi ini
menjadi penting sebagai pijakan karena mengarahkan kita apa yang ditulis dan
akan menentukan jadwal sesuai dengan daftar isi yang telah dibuat. Sehingga
bukunya dapat selesai sesuai yang direncanakan.
Manfaat outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Outline/ struktur daftar isi untuk naskah fiksi dan non fiksi :
Naskah Non Fiksi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan
dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa
aktual, analisis terhadap peristiwa,
How To (Tips
and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.
Fiksi :
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
Dalam menyusun outline
sangat memungkinkan bisa berubah Yang
penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. Akan bagus sekali kalau dalam
menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan
semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung,
bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. Kalaupun ada perubahan di tengah
menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.
Kalau kita ingin membuat
buku kumpulan cerpen anak temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. Dan
tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya
satu cerita. Outline juga penting buat jadwal dan target.
3.
Jadwal penulisan
Jadwal adalah sebuah
perencanaan setiap artikel yang akan ditulis dalam daftar isi.
Jika daftar isi sudah
dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal
secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya
dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, akan
memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
4.
Tuliskan
Dengan
adanya jadwal membuat kita menjadi disipilin dalam menyelesaikan tulisan sesuai
yang direncanakan. Oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan dan kerja keras
menulis sesuai jadwal. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih
dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
5. Revisi
Revisilah tulisan kalau
semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai
sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa.
Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1)
Data dan informasi
yang kurang.
2)
Tata Bahasa
3)
Gaya Tulisan.
Disamakan dari awal hingga akhir (antara satu judul dengan judul yang
harus diselaraskan).
4)
Judul-judul
artikel. Buatlah judul-judul yang menarik, sederhana dan membuat orang
penasaran untuk membaca.
6. Penerbit
Kita serahkan naskah buku
kita ke penerbit sesuai dengan syarat yang berlaku di setiap penerbit. Apa saja
yang menjadi pertimbangan para penerbit? Kita harus mampu menjawab pertanyaan berikut
yang akan menjadi pertimbangan penerbit untuk menerima atau menolak buku yang
kita ajukan:
·
Apakah bukunya
akan laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
·
Apakah pembaca
butuh buku kita?
·
Siapa yang butuh?
Berapa banyak orang yang butuh?
·
Buku kita menjawab
kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita,
maka peluang
diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku
kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
·
Apa yang bisa
membedakan buku kita dari buku sejenis.
·
Apa kelebihan kita
dibandingkan dengan buku sejenis?
Satu buku itu boleh beda - beda judul. Ada yang namanya
bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda
tema. Nara sumber menyarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa
berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya apa, biar
pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dpt
diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak Akbar. Biasanya,
buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar
200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter (karakter
itu huruf dan spasi ya) di komputer.
Saat buku yang kita ajukan diterima, kita tidak perlu
membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti
adalah 10% dari buku yang terjual.
Adapun cara mengirim naskah ke penerbit antara lain:
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy
dalam bentuk CD atau Flash Disk
Penerbit akan memberikan kabar diterima atau tidaknya sekitar
3 bulan. Cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa diterbitkan sekali
pun kita belum punya pengalaman dan penghargaan dalam menulis bisa diterima
oleh penerbit, yaitu:
Judul yang Menarik.
1)
Provokatif.
Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih
2)
Provokatif. Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara
Praktis Lulus Ujian"
3) Jelas, Tegas, dan Sederhana.
4)
Kalau Judul Buku,
biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub
judul. Contohnya: MAN
JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life
Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit
tidak diterima, maka naskah itu ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi
semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah
ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit
lain. Pengalaman nara sumber pernah ada satu naskahnya ditolak, kemudian diperbaiki,
lalu dikirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.
Biasanya yang membuat naskah kita tidak di terima oleh
penerbit adalah karena penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya
secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita
dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli.
Kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang
bagus, jadikan menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan
dibuat stress. Mulai menulis dari yang paling:
1. dikuasai
2. disenangi
Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi.
Yang penting kita senang menulisnya. Jenis buku Non Fiksi, ada buku-buku yang
sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan
sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. Jenis buku yang bersifat umum, hasil
penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang
dengan bahasa yang populer. Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai
penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama
yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa
masuk, jangan dipaksakan.
Narasumber memberikan contoh bahwa narasumber lebih
prefer menulis jika non fiksi., suka dengan tema – tema keilmuan, pendidikan, sains, mungkin karena
basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada
beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti.
Hasil tulisan yang menarik, semua ditentukan dengan
jam terbang dan latihan terus menerus. Sebagaimana nara sumber dan Om Jay sudah
latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. Diperkirakan narasumber
mulai belajar menulis dari setingkat
kelas 2 SMP. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis.
Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih,
akan semakin enak dibaca orang. Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap
hari 30-60 menit. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk
menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting,
konsisten SETIAP HARI. Dan, mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih
ada kata tapi, masih jauh berarti.
Dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti
perkembangan zaman. Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya
kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga
buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi,
motivasi, how to, dan sebagainya. Tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu
saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To,
perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Dalam penulisan judul buku biasanya 3 kata. Kalau
kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. Nara sumber memberikan contoh judul buku karya terbarunya,
yaitu
UKTUB
Panduan Menulis Buku
dalam 180 Hari
Oleh: NUR ‘AINI KOSIM
SDN KEBON MELATI 01
JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar