KULONJARLIS
Pertemuan kedua
Kuliah Online Belajar Menulis Bersama Om Jay dan Nara sumber pilihan.
Hari, tanggal: Sabtu, 28 - 03 - 2020
Tema: Pentigraf
Narasumber: Rosiana Febriyanti
Pentigraf yaitu cerpen tiga paragraf yang diakhiri dengan kesimpulan bahkan dibumbui dengan akhir cerita yang manis atau menyedihkan.
Menurut penggagas pentigraf (DR. Tengsoe Tjahjono), cerpen tiga paragraf merupakan cerita yang utuh dan termasuk fiksi mini yang hanya dibatasi 3 paragraf.
Ciri-ciri Pentigraf :
1. Panjang tulisan adalah 3 paragraf
2. Satu paragraf hanya memiliki satu gagasan
pokok.
3. Secara teknis penulisan di komputer, satu
paragraf satu kali ENTER.
4. Sebagai cerpen, pentigraf memiliki ciri-ciri
narasi, yaitu:
A. Alur (ada konfliknya)
B. Tokoh (yang menggerakkan alur)
C. Topik (persoalan yg dialami tokoh)
D. Latar (waktu, tempat, dan suasana)
5. Paragraf jangan terlalu panjang (210 kata)
6. Kalimat langsung pada paragraf kedua cukup
satu saja.
7. Pentigraf merupakan proses kreatif karena :
- Ide bisa diperoleh dari mana saja, terlebih dari pengalaman pribadi, yang dikelola menjadi sebuah cerita baru yang menarik dalam kemasan dan bahasanya.
- Pentigraf boleh diawali dengan memunculkan konflik atau solusi atau pengenalan karakter tokoh. Endingnya pun beraneka macam. Ada yang membahagiakan, ada yang menyedihkan, ada pula yang twist atau memberikan kejutan.
- Dialog dalam pentigraf diminimalkan, diubah dalam bentuk narasi atau deskripsi. Namun, dialog diperlukan juga sebagai bumbu agar cerita tidak hambar sebagai kejutan tak terduga bagi pembaca.
8. Struktur sebuah pentigraf adalah permulaan,
tengah, dan penutup. Setiap bagian ini isilah
dengan pembeda. Kisah harus terus bergerak
maju lengkap dengan konfilk dan resolusi.
- Paragraf kedua berisi alur, di dalamnya konflik yang dialami tokohnya. Hanya ada satu kalimat langsung. Dialog lainnya dinarasikan saja.
- Paragraf ketiga berupa resolusi atau kesimpulan. Ada twist di akhir kisah. Ini bumbu rahasia Anda. Di paragraf terakhir buatlah kesimpulan yang menarik dan berkesan sehingga mudah diingat oleh pembaca. Ada kejutan yang tidak terduga. Hal ini bisa membuat orang ingin membaca lagi dari awal.
9. Tata Cara Menulis Dialog yang Benar:
- Penggunaan tanda titik di akhir dialog Contoh salah : “Aku yakin dia pemenangnya”.
Contoh benar : “Aku yakin dia pemenangnya.
- Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.
Apabila diiringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : “Dia memang sangat berbakat.” menatap Bayu kagum.
Contoh benar : “Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.
Huruf awal narasi harus di dahului oleh
kapital.
- Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : Andi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terbaik.
Contoh benar : Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”
Penggunaan tanda baca, yang pertama tanda baca (,) yang seharusnya (.)
10. Pentigraf ada yang diakhiri dengan pola
terbuka. Endingnya diserahkan kepada
pembaca yang menjadi daya pikat lain dari
sebuah pentigraf.
NUR 'AINI KOSIM, S.Pd
SDN KEBON MELATI 01
JAKARTA PUSAT
Terima kasih, Bu
BalasHapus